Sabtu, 27 Desember 2014

Teknologi Permudah Interaksi

Perkembangan teknologi saat ini semakin lama semakin maju. Mesin-mesin yang dikendalikan secara otomatis, lambat laun mulai menggantikan sistem manual dari ratusan pekerja. Kuantitas dan kualitas produksi pun tak pelak mengalami peningkatan.
Moda transportasi pun tak lepas dari inovasi teknologi. Berbagai jenis tunggangan ciamik seliweran di jalanan.

Perkembangan teknologi ini pun mempengaruhi 'asupan' informasi bagi semua lapisan masyarakat. Siapapun kini bisa mendapatkan akses untuk memperoleh berita/info terkini dari belahan dunia manapun. Dalam hal ini internet menjadi salah satu kunci yang sangat penting dalam ketersediaan informasi bagi masyarakat.

Hilangnya jarak dan batas
Kemajuan teknologi saat ini juga memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam bidang komunikasi antar sesama. Jarak yang amat jauh seolah terkikis, bahkan terhapus sama sekali. Hubungan antara manusia dari belahan bumi yang berbeda, dengan mudah dapat berlangsung seperti diantara dua orang yang sedang bertatapan muka.

Komunikasi menjadi sangat instan. Hubungan antar manusia begitu dipermudah oleh perkembangan teknologi. Orang tidak perlu lagi mengantri di telepon umum/wartel, untuk sekedar say hello dan tahu kabar dari keluarga yang jauh disana, karena semua sudah bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun lewat telepon genggam mereka masing-masing.
Rasa canggung saat menelepon operator pager untuk menuliskan pesan "I Love You. Met bobok. Mimpi indah. Jangan lupa pakai yang bersayap biar gak bocor", ke pujaan hati disana, sudah tidak ada lagi karena bisa dilakukan sendiri lewat SMS, BBM, WA, dan sebagainya. Bahkan bisa langsung memandangi wajah cantiknya lewat video call.
Pak Pos kini sudah bukan lagi 'malaikat penolong' dikala hati sedang gundah gulana, harap-harap cemas menanti balasan surat dari Sahabat Pena yang entah wujudnya seperti apa. Sekarang semua orang bisa mendapatkan jutaan 'sahabat pena' di dunia maya. Tinggal pasang foto unyu di profil Facebook, pasti akan langsung 'banjir' permintaan pertemanan dari siapapun, baik yang dikenal maupun yang tidak sama sekali.

Kapanpun kita bisa berinteraksi/berhubungan dengan mereka semua lewat chatting/inbox message. Saat 'kopi darat' pun tidak lagi ada kemungkinan untuk salah mengenali orang, karena wujudnya terpampang nyata di dalam setiap album foto yang diupload di akun miliknya.
Bahkan gadis cantik putri paman petani pun bisa dilacak dengan mudah. Asalkan tahu nama lengkapnya, tinggal masukkan kata kunci, dan mesin pencari akan membawa anda ke akun si dia.

Koneksi di dunia maya juga membantu mendekatkan semua orang dengan idolanya masing-masing. Keseharian sang idola bisa diketahui kapan saja lewat twitter/path/FB page. Gaya berpakaian mereka pun bisa dilihat melalui foto #ootd (outfit of the day) di Instagram miliknya.
Si idola pun bisa berinteraksi dengan para penggemarnya dengan membalas komentar/pertanyaan yang diajukan, atau minimal sekedar me-retweet sapaan si penggemar.

Keterbatasan hubungan dengan sesama karena persoalan jarak yang memisahkan, kini sudah tidak lagi dirasakan. Kemajuan teknologi yang begitu pesat, membuat terbangunnya sebuah jembatan maya yang menghubungkan dan mendekatkan semua orang dimanapun keberadaannya.
Dinding tak visual yang menyekat hubungan komunikasi antar manusia, kini sudah tidak berarti apa-apa lagi. Seperti kata pepatah, "jauh di mata dekat di telinga dan dunia maya".

'Go Public'
Ketiadaan jarak antara manusia yang satu dan yang lainnya di dunia modern saat ini, berpengaruh juga pada ranah private masing-masing orang. Layaknya sebuah perusahaan, orang-orang yang eksis di dunia maya seolah melakukan go public. Semua hal apapun, yang seharusnya merupakan sebuah privacy, kini menjadi konsumsi umum. Semalam tidur dengan siapa, jatuh cinta dengan istri Pak RT, BAB di celana, baru habis diurut Mak Erot, hingga bosan dengan istri yang tidak secantik Asmirandah pun bisa diketahui oleh siapapun, karena diposting di sosial media. Pokoknya tidak ada dusta diantara kita.

Bahkan hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan juga seakan tak lagi 'spesial'. 'Curhatan' kepada Tuhan yang seharusnya disampaikan lewat khusuknya doa, kini punya media baru yaitu postingan status Facebook, atau 145 karakter huruf yang ditweet. Seolah Tuhan juga punya akun media sosial, atau ada malaikat yang khusus dijadikan sebagai admin untuk membalas setiap postingan doa yang ada.

Kasus Florence Sihombing yang lalu adalah imbas dari 'go public' ini. Kekesalan yang di share ke media sosial, menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Apa kabar dunia nyata?
Namun interaksi masyarakat di zaman modern dengan teknologi yang maju saat ini, sangat mempengaruhi bahkan merubah pola hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial. Telepon selular, media sosial, internet chatting, email, dan lain sebagainya itu memang mendekatkan seseorang dengan orang lain yang berjauhan, tapi ironisnya justru menjauhkannya dengan orang terdekat.
Semua hal itu membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer dan gadget miliknya, mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja, tapi melupakan interaksi sosial secara nyata.

Obrolan hangat di ruang keluarga tidak ada lagi, karena Ayah sedang serius dengan laptopnya memantau pergerakan saham, sambil sesekali mengecek bursa taruhan sepakbola. Ibu pun sibuk memilah-milah sepatu koleksi terbaru dari toko online langganannya. Kakak lagi serius stalking timeline sang mantan pacar, padahal sedang menelepon gebetan baru. Adik pun begitu asyiknya bermain game Angry Birds di tablet miliknya. Sementara si Inem tak kalah sibuk membereskan sisa makan malam, sambil menikmati lagu Kangen Band dari ponselnya.

Saat makan bersama teman-teman pun suasananya selalu hening, tidak ada obrolan sama sekali. Bukan karena mengikuti pesan orangtua kalau tidak boleh berbicara disaat sedang makan, tapi karena semuanya terpaku dengan gadgetnya masing-masing. Terasa ada yang kurang kalau sehari tanpa gadget. Seperti makan sayur tanpa garam, atau cabe-cabean tanpa celana gemes.
Orang bisa lebih stres ketinggalan hape daripada uang, karena tanpa hape pasti tidak bisa telepon, BBM, chatting, update status, tweet, dan lain-lain. Tidak bisa 'berinteraksi sosial-media'.

Sekarang dimana-mana berjejer manusia-manusia 'individualis-autis'. Menunduk, memencet, tersenyum dan tertawa sendiri seperti pengidap kelainan jiwa.
Tanpa disadari kemajuan teknologi mulai menghilangkan jati diri dan menggerus identitas setiap orang. Tegur sapa secara langsung dengan tetangga/orang terdekat menjadi berkurang bahkan hilang sama sekali, gara-gara teknologi.





Kecanggihan teknologi saat ini memang sangat membantu sekali dalam segala hal, termasuk dalam hubungan sosial antar manusia. Semua orang bisa begitu mudahnya terhubung dengan siapa saja dan dimana saja. Namun, ada baiknya sesewaktu kita harus 'kembali ke dunia nyata', menjauhi segala tetek bengek teknologi, dunia maya, dan lain-lain. Mencari hiburan yang benar-benar bisa memberikan kebahagiaan paripurna.
Menghabiskan waktu bersama, merajut kembali 'keintiman' hubungan dengan orang-orang terdekat yang kita cintai, yang tercuri oleh 'buah' kemajuan teknologi. Bukan hanya kebersamaan ragawi, tapi juga kedekatan emosional antara satu dengan yang lainnya.
Lupakan facebook, trending topic twitter, online shop, atau yang lainnya, dan sejenak menikmati keceriaan bersama keluarga atau sahabat.

Teknologi seharusnya tidak hanya mendekatkan kita dengan orang yang jauh dan tidak dikenal, tapi juga harus bisa lebih mempererat hubungan kita dengan orang-orang terdekat di dalam keseharian.



Tabe!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar