Sabtu, 30 April 2016

Ragusa Es Italia

Diceritakeun, sekitar tahun 1930, datanglah dua jejaka tampan rupawan bernama Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa, dari Italia ke Batavia. Alih-alih menjadi pemain sepakbola di negaranya, kedua bersaudara itu memilih untuk belajar menjahit di daerah Jakarta Pusat. Eh Batavia Pusat dong ya.

Setelah lulus dengan predikat cucok marucok, kedua bersaudara tersebut memutuskan untuk pergi ke Bandung. Mengabaikan rayuan para gadis Uzbek di Kota, demi neng-neng geulis Paris van Java.
Tak dinyana, keduanya bertemu dengan seorang wanita Eropa yang memiliki peternakan sapi, yang sering digembalakan Tasya saat libur telah tiba. Wanita itu-sebut saja Mawar-lalu memberikan banyak susu sapi kepada mereka. Padahal yang diharapkan susu yang lain. *susu kuda liar ;)

Karena susu tersebut tidak bisa dijadikan bahan baju (tentu), keduanya memutuskan untuk menggunakannya sebagai bahan untuk membuat es krim Italia.
Dibantu tiga orang saudara laki-laki lainnya-yang entah kapan datangnya-mereka lalu membangun toko es krim Ragusa pertama di Jl. Pos (sekarang Jl. Naripan), Bandung. Koko Jo Giok Siaw (Yo Giok Siang), teman mereka saat di sekolah menjahit pun diajak untuk bersama-sama menjalankan usaha es krim ini.

Beberapa waktu kemudian, tepatnya tahun 1932, mereka hijrah lagi ke Jakarta, untuk mulai menjual es krim tersebut di Pasar Gambir. Namun karena tempat tersebut hanya ramai setahun sekali, maka pada tahun 1947 mereka pindah dan membuka kafe baru di Citadelweg (sekarang Jl. Veteran), Jakarta Pusat.

Tak berapa lama, terjadilah cinlok antara Francesco Ragusa (salah seorang dari lima bersaudara Ragusa) dengan Liliana "bukan Tanoesoedibjo" (anak perempuan Yo Giok Siang). Dinginnya es krim tidak mempengaruhi perasaan kedua insan berbeda ras dan jenis kelamin itu. Cinta keduanya malah semakin bergejolak membara menerjang terjang, sampai akhirnya mereka menikah.

Pada tahun 1970-an, Ragusa bersaudara dan Liliana "bukan Tanoesoedibjo" pindah ke Grottaglie, Taranto, Italia, dan menyerahkan usaha es krim mereka ke adik Liliana "bukan Tanoesoedibjo" yang bernama Buntoro Kurniawan "bukan Dwi Yulianto" (Yo Boen Kong) dan istrinya Sias Mawarni (Lie Pit Yin).
- - - - - - - - - -
Itulah secuil kisah mengenai 'kemunculan' toko es krim Ragusa, dengan tambahan sedikit bumbu lebay dari penulis yang tampan asimetris ini. Toko es krim tua yang sampai sekarang masih melayani berjubel pelanggan yang mengantri setiap hari. 'Gelar' Toko Es Krim Tertua Yang Masih Buka pun disematkan oleh Museum Rekor Muri, karena ke-udzur-annya itu.

Saya yang sore itu menyempatkan kesini pun harus menunggu setengah jam. Mulai dari antri memesan, antri mengambil pesanan, sampai antri mendapatkan kedudukan (baca : tempat duduk).
Namun 'seonggok' Banana Split yang tampak begitu meriah di tangan membuat proses antri mengantri itu terasa ada artinya. Es krimnya meleleh, lumer, pecah di mulut. Membuat hati melonjak-lonjak kegirangan, seperti habis berlari mengejar bis kota lalu mendapat tempat duduk di sebelah dedek-dedek gemes. *saya memang lebay. abaikan!*
Tekstur es krimnya sangat lembut. Penggunaan bahan dasar berupa susu sapi segar (bukan buttermilk), juga tanpa adanya campuran bahan pengawet didalamnya yang mungkin menjadikan kelembutan tekstur tersebut.
Kacang yang krenyes-krenyes, melengkapi. Pisangnya pun, saya yakin akan disukai Sarimin dan kawan-kawan :p


Berbeda dengan JKT48 yang terbagi dalam tiga tim (J, K3 & I), menu es krim di sini terbagi dalam empat kategori, yaitu :
- Regular Flavored : Mocca, Strawberry, Vanilla, Chocolate & Nougat.
- Premium Flavored : Durian & Rum Parsini.
- Mixed Flavored : Coupe de Maison & Special Mixed.
- Fancy Flavored : Chocolate Sundae, Tutti Frutti, Banana Split, Cassata Siciliana & Spaghetti Ice Cream.


Silahkan arahkan saja kendaraan kalian ke Jl. Veteran I, tepat di seberang barat Masjid Istiglal. Kalau naik kereta, harus turun di Stasiun Juanda dulu baru jalan sedikit. Jangan langsung loncat. Nanti mati :D

Selain di Jl. Veteran, toko es krim Ragusa ini juga bisa didapatkan di dua cabangnya yang ada di Duta Merlin Plaza & Gambir Expo PRJ Kemayoran.
Toko ini biasanya buka pada saat pintu sudah terbuka, begitupula sebaliknya tutup pada saat pintu sudah terkunci :p *maaf saya lupa tanya :D*



Tabe!